Praktis
humas senantiasa dihadapakan pada tantangan dan harus menangani berbagai macam
fakta yang sebenarnya, terlepas dari apakah fakta itu hitam, putih, abu-abu.
Perkembangan komunikasi tidak memungkinkan lagi bagi suatu organisasi untuk
menutup-nutupi suaatu fakta.
adapun alasan dilakukannya
perencanaan humas sebagai berikut.
2.
Untuk memperhitungkan jumlah jam kerja dan
berbagai biaya yang diperlukan.
3.
Untuk memilih prioritas-prioritas yang paling
pentin guna menentukan
- jumlah program
- waktu yang
diperlukan guna melaksanakan segenap program humas yang telah diprioritaskan
tersebut.
4.
untuk menentukan kesiapan atau kelayakan pelaksanaan berbagai upaya
dalam rangka menapai tujuan-tujuan
tertentu sesuai jumlah kualitasnya.
PROSES PERENCANAAN PROGRAM KERJA
Pada dasarnya
tujuan umum dari program kerja dan berbagai aktivitas Public Relations atau
Humas dilapangan adalah cara menciptakan hubungan harmonis antara
organisasi/prusahaan yang diwakilinya dengan publiknyaatau khalayak terkait.
Tujuan dari proses
perencanaan program kerja untuk mengelolah berbagai aktivitas PR/Humas tersebut
dapat diwujudkan jika terorganisir dengan baik melalui manajemen humas yang
dikelolah secara profesional dan dapat dipertanggungjawabkan hasil sasarannya.
Scott M. Cultip
& Allen H.Center ( Prentice-Hall, Inc.1982:139), menyatakan bahwa proses
perencanaan program kerja humas melalui “proses empat tahapan atau
langkah-langkah pokok” yang menjadi landasan acuan untuk pelaksanaan program
kerja kehumasan adalah sebagai berikut.
1. Penelitian
dan mendengarkan ( Research-listening)
Pada tahap ini,
akan ditetapkan suatu fakta dan informasi yang berkaitan langsung dengan
kepentingan organisasi. Penemuan fakta dilakukan untuk mengetahui apakah opini,
sikap dan reaksi (situasi dan pendapat) dalam masyarakat menunjang atau justru
menghambat organisasi, instansi atau perusahaan yaitu what’s our problem? ( apa yang akan
menjadi problem kita) .
2. Perencanaan dan Mengambil Keputusan (Planning
– Decision)
Perencanaan
merupakan tahap yang cukup penting, karena menghubungkan kegiatan komunikasi
dengan kepentingan organisasi/perusahaan. Dalam tahap ini yang merupakan
kelanjutan dari tahap fact finding – atas dasar hasil penelitiannya,
seorang petugas humas merencanakan bagaimana sebaiknya dengan memperhatikan
faktor-faktor psikologis, sosiologis, keadaan sosial, ekonomi politik – pesan
dari komunikator dirumuskan agar dapat mencapai tujuannya.
3.
Komunikasi – Pelaksanaan (Communication – Action)
Tahapan komunikasi tidak terlepas
dari perencanaan tentang bagaimana mengkomunikasikan dan apa yang
dikomunikasikan sehingga menimbulkan kesan-kesan yang secara efektif
mempengaruhi pihak-pihak yang dianggap penting dan berpotensi dalam upaya
memberikan dukungan sepenuhnya. Bagaimana mengkomunikasikan sesuatu dan apa
yang dikomunikasikan, sebenarnya tidak terlepas dari tujuan yang hendak dicapai
melalui kegiatan kehumasan . Suatu program komunikasi menyangkut
pilihan-pilihan terhadap saluran komunikasi yang akan digunakan dalam
berkomunikasi dengan publik sasaran. Untuk itu, pilihan media atau saluran
komunikasi tergantung pada publik sasaran. Pilihan media saluran dipengaruhi
oleh antara lain faktor ketersedian media, biaya, ketrampilan komunikasi,
publik sasaran dan tujuan komunikasi. Selain pilihan media/ saluran
komunikasi, dalam program komunikasi, perlu juga ditentukan jenis pesan dan
tema2 yang harus ditonjolkan. Selain itu menurut Ngurah (1999) , implementasi
program kehumasan dilakukan tidak hanya dengan program komunikasi, tetapi juga
program tindakan untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi organisasi .
Kedua cara tersebut perlu dilakukan karena masalah hubungan perusahaan dengan
publik tidak saja disebabkan kesalahan berkomunikasi tetapi juga faktor-faktor
non komunikasi (kesalahan berperilaku, membuat kebijakan, dll.). Karena masalah
kehumasan bisa disebabkan faktor komunikasi dan non komunikasi, maka Humas
perlu mengusulkan program tindakan untuk menunjang penyelesaian masalah.
Sebagai contoh untuk melakukan sebuah program kampanye kebersihan, program
tindakan (menunjang) yang perlu dilakukan adalah antara lain penyediaan tong
sampah ditempat umum dan pengangkutan sampah.
4. Evaluasi (Evaluation).
Setelah komunikasi dilaksanakan, maka
sesuatu organisasi tentu ingin mengetahui dampak atau pengaruhnya terhadap
publik atau khalayak. Pada tahapan ini humas mengadakan penilaian terhadap
hasil-hasil dari program-program kerja atau aktivitas humas lainnya yang telah
dilaksanakan, serta keefektivitasan dari teknik-teknik manajemen, dan
komunikasi yang telah dipergunakan.
How did we do? ( bagaimana yang telah kita lakukan )
Tiap tahapan
dari keempat tahapan yang disebutkan diatas saling berkaitan erat satu dengan
yang lainnya. Artinya tahapan satu dengan yang lainnya saling berhubungan erat
dan tidak dapat dipisah-pisahkan ( lihat lampiran ). Dalam proses 4 tahapan
tersebut tergambar “plan your work, and work your plan,” rencana kerja anda ,
dan kerjakan lan rencana anda .
|
Proses kerja PR merupakan satu kesatuan perencanaan
yang secara sirkuler terus-menerus berlangsung. Melalui observasi yang pernah
dilakukan, diketahui bahwa proses analisis-sintetis-komunikasi-interpretasi
dari kerja PR, merupakan proses yang berkesinambungan dalam bentuk spiral dan
sering kali tumpang-tindih antara satu dengan yang lainnya.
Kalau
diuraikan dan digambarkan maka lingkaran dan langkah-langkah kegiatan humas
adalah sebagai berikut:
1. Menganalisis perilaku umum dan
hubungan organisasi terhadap lingkungan
2. Menentukan dan memahami secara
benar perilaku tiap-tiap kelompok terhadap organisasi.
3. Menganalisis tingkat opini publik,
baik yang intern maupun yang ekstern.
4. Mengantisipasi
kecenderungan-kecenderungan, masalah-masalah yang potensial,
kebutuhan-kebutuhan dan kesempatan-kesempatan.
5. Menentukan formulasi dan
merumuskan kebijakan-kebijakan
6. Merencanakan alat atau cara yang
sesuai untuk meningkatkan atau mengubah perilaku kelompok masyarakat sasaran
7. Menjalankan dan melaksanakan aktivitas-aktivitas sesuai
dengan program yang telah direncanakan
8. Menerima umpan balik untuk
dievaluasi, kemudian mengadakan penyesuaian-penyesuaian yang diperlukan.(Lihat
Lampiran)
Studi kasus
proses kerja humas di kantor PDAM kota Bengkulu.
Pendahuluan
PDAM atau Perusahaan Daerah Air Minum merupakan
salah satu unit usaha milik daerah, yang yang bergerak dalam distribusi air
bersih bagi masyarakat umum. PDAM terdapat di setiap provinsi, kabupaten, dan
kotamadya di seluruh Indonesia. PDAM merupakan perusahaan daerah sebagai sarana
penyedia air bersih yang diawasi dan dimonitor oleh aparat-aparat eksekutif
maupun legislatif daerah.
Pada
umumnya suatu perusahaan memiliki target atau tujuan untuk dicapai, salah satu
tujuan tersebut adalah untuk mendapatkan laba yang tinggi dengan meminimalkan
pengeluaran biaya-biaya yang terjadi dalam proses produksi.
Manajemen PDAM Tirta Dharma Kota tampaknya mulai
menggodok angka kenaikan tarif yang kemungkinan akan diputus pekan depan,
setelah kenaikan Tarif Dasar Listrik (TDL) diumumkan. Angka sementara yang
mencuat perkiraan kenaikan tarif Rp 700 per kubik atau menjadi Rp 3.000 kubik,
dari tarif sebelumnya yang mencapai Rp 2.300 per kubik. Penjelasan ini
disampaikan Direktur Utama PDAM Tirta Dharma, H. Sjobirin Hasan, SE, MBA
kemarin usai rapat di Pemkot.
Mengenai rencana kenaikan itu juga akan dikaji lebih
lanjut beberapa minggu ke depan. Sebab saat ini angka pastinya belum tahu.
Tergantung dampak penambahan biaya operasionsl pasca naiknya TDL.besaran
tagihan listrik pascakenaikan belum mereka ketahui. Namun dua minggu ke depan
sudah masuk tagihan dari PLN. Dari tagihan itulah akan dibahas berapa besar
dampaknya. Sebab saat ini biaya operasional PDAM per mencapai bulan Rp 700-800
juta. Sedangkan pendapatan rata-rata Rp 2 miliar per bulan.
Sementara ini belum bisa dipastikan berapa besar
kenaikannya. Kami juga akan kaji semaksimal mungkin. Walaupun TDL naik, belum
dipastikan PDAM juga naik. Karena itu tergantung dampak yang ditimbulkan,’’
tambah Sjobirin usai rapat di ruangan Plt Sekda Kota.
Sjobirin menambahkan akan memaksimalkan proses
pelayanan dan penertiban pencurian air PDAM. Tercatat sudah 30 pemasangan
ilegal yang sudah diputus. Dia menunggu laporan masyarakat untuk sama-sama
membantu memberikan informasi bila ada yang terindikasi ilegal. Dia akan
memaksimalkan penagihan pada pelanggan yang nunggak, termasuk memperbaiki
kebocoran pipa. Dia berharap kenaikan tarif ini nantinya dipahami semua pihak,
lantaran merupakan dampak kenaikan TDL.
Sampai saat ini walaupun pendapatan baru Rp 2 M,
setelah bayar gaji pegawai dan biaya operasional tetap untung. Kini PDAM tidak
lagi merugi, walaupun PAD belum begitu besar. Diimbau masyarakat tidak panik
dengan kenaikan tarif PDAM itu,’’ harap Sjobirin.
Sementara Ketua Badan Pengawas PDAM, Drs. H.
Fachruddin Siregar, MM mengakui dampak kenaikan TDL perlu dikaji PDAM. Namun
dia berharap kalaupun ada kenaikan tidak terlalu besar. Sehingga tidak akan
memberatkan pelanggan. Tentunya kenaikan akan diimbangi dengan pelayanan mulai
dari kualitas air dan distribusi air lancar. ‘’Kalau TDL berimbas ke PDAM, mau
tidak mau harus dikaji kenaikannya. Terutama besarannya, untuk mengimbangi
pengeluaran,’’
Fokus
penelitian
Dengan naiknya tarif dasar listrik,
PDAM kota bengkulu mengisukan akan adanya kenaikan juga pada tarif air
perkubukinya. Sementara ini belum bisa dipastikan berapa besar kenaikannya.
Kami juga akan kaji semaksimal mungkin. Walaupun TDL naik, belum dipastikan
PDAM juga naik. Karena itu tergantung dampak yang ditimbulkan. Sampai saat ini
walaupun pendapatan baru Rp 2 M, setelah bayar gaji pegawai dan biaya
operasional tetap untung. Kini PDAM tidak lagi merugi, walaupun PAD belum
begitu besar. Diimbau masyarakat tidak panik dengan kenaikan tarif PDAM
Konsep
humas
1.
Pengertian
Humas
Aktivitas
sehari-hari Hubungan Masyarkat atau Public relations adalah menyelenggarakan
komunikasi timbal balik (two way communications) antara perusahaan atau suatu
lembaga dengan pihak publik yang bertujuan untuk saling menciptakan pengertian
dan dukungan untuk mencapai suatu tujuan tertentu baik itu dalam hal kebijakan,
kegiatan produksi, barang atau pelayanan jasa dan lain sebagainya, demi
kemajuan perusahaan atau citra positif bagi lembaga bersangkutan.
Humas adalah proses interaksi dimana humas menciptakan opini
publik sebagai input yang menguntungkan kedua belah pihak, dan menanamkan
pengertian, menumbuhkan motivasi dan partisipasi publik, bertujuan menanamkan
keinginan baik, kepercayaan saling adanya pengertian, dan citra yang baik dari
publiknya.
Secara
etimologis public relations terdiri dari dua kata yaitu : public dan relations.
Dalam bahasa Indonesia, kata Public berarti public atau masyarakat dan
relations adalah hubungan-hubungan.
J. C. Seidel menyatakan
humas adalah proses yang kontinue dari usaha-usaha manajeman untuk memperoleh
goodwill dan pengertian dari para pelanggan, pegawainya dan publik umumnya ke
dalam dengan mengadakan analisa dan perbaikan-perbaikan terhadap diri sendiri,
ke luar dengan menyampaikan pernyataan-pernyataan. Selain itu humas juga
berfungsi untuk menumbuhkan hubungan baik antara segenap komponen pada suatu
perusahaan dalam rangka memberikan pengertian, menumbuhkan motivasi dan
partisipasi. Semua ini bertujuan untuk menumbuhkan dan mengembangkan Good
Will (kemauan baik) publiknya serta memperoleh opini publik yang
menguntungkan (alat untuk menciptakan kerja sama berdasarkan hubungan baik
dengan publik).
2. Peranan Humas
Peran humas secara umum adalah : sebagai
communicator atau penghubung antara organisasi atau lembaga yang diwakili oleh
publiknya. Membina Relationship, yaitu berupaya membina hubungan yang positif
dan saling menguntungkan dengan pihak publiknya. Peranan Back Up Management,
yakni sebagai pendukung dalam fungsi manajemen organisasi atau perusahaan.
Membentuk corporate image, artinya Public Relations berperan untuk berupaya
menciptakan citra bagi organisasi atau lembaganya.
3.
Strategi humas
Mengacu kepada pola strategi Public
Relations (1990) tersebut di atas, maka menurut Ahmad S. Adnanputra, Presiden
Institut Bisnis dan Manajemen Jayakarta, batasan pengertian tentang strategi
Public Relations adalah :
“Alternatif optimal yang dipilih untuk ditempuh guna mencapai
tujuan public relations dalam kerangka suatu rencana public relations (public relations
plan).
Sebagaimana diketahui sebelumnya, public
relations/Humas bertujuan untuk menegakkan dan mengembangkan suatu “citra yang
menguntungkan” (favorable image) bagi organisasi/ perusahaan, atau produk
barang dan jasa terhadap para stakehodersnya sasaran yang terkait yaitu publik
internal dan publik eksternal. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka strategi
kegiatan Humas/PR semestinya diarahkan pada upaya mengarap persepsi para
stakeholder, akar sikap tindak dan persepsi mereka. Konsekuensinya, jika
startegi penggarapan itu berhasil maka akan diperoleh sikap tindak dan persepsi
yang menguntungkan dari stakeholder sebagai khalayak sasaran. Pada akhirnya
akan tercipta suatu opini dan citra yang menguntungkan. (Ruslan, 2003)
Penggiatan tujuan dan target dari rangkaian perencanaan dalam
metode Circle PR Programming & Communication yang akan dicapai tersebut
bisa berupa “citra” atau “kepercayaan” dari publik sasaran atau masarakat umum.
Tujuan dan sasaran pokok tersebut harus realistis, bukan khayalan serta dapat
diukur, baik secara kualitas maupun kuantitas, bermanfaat bagi semua orang atau
individu, menyebutkan jangka waktu pencapaian dan jangka waktu berlaku. Tujuan
sasaran tersebut dapat mengikat, baik untuk kepentingan organisasi dan publik
internal maupun publik eksternal dan sebagai feedback-nya adalah dapat
menciptakan citra positif.
METODE
PENELITIAN
Penelitian ini
menggunakan metode deskriptif, Penelitian deskriptif hanya memaparkan situasi.
Yang mejadi variabel penelitian adalah variabel tunggal yaitu peranan humas
dalam membangun citra PDAM Jayapura secara operasional didefenisikan sebagai
keikutsertaan humas dalam memberi informasi yang positif kepada pelanggan PDAM
Bengkulu, dengan indikator-indikator sebagai berikut :
- Informasi
-
Pengetahuan
- Frekuensi
- Mencari
Permasalahan
- Mendengarkan keluhan
Untuk mendukung pengambilan data
dalam penelitian ini digunakan teknik pengumpulan data dengan dua cara yaitu
mengumpulkan data primer dan data sekunder.
Data Primer : pengumpulan data yang
digunakan melalui Daftar Pertanyaan yang dibagikan pada responden dan
wawancara.
Data sekunder : data yang diperoleh
dari Kantor PDAM Jayapura. Untuk mendapatkan data seperti setiap program dan
informasi secara intern, dan juga hal lain yang berkaitan dengan penelitian
ini.
Data Kliping/artikel-artikel yang muncul di media massa laporan
kemajuan perusahaan yang di anggap perlu.
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dikemukakan pada maka dapat ditarik kesimpulan dan saran, sebagai berikut :
Kesimpulan
1.
Pelanggan Pernah mendengarkan informasi PDAM dalam memperbaiki citra, informasi
tersebut didengar pelanggan diatas tiga kali dalam sebulan.
2. Dalam
memperbaiki citra perusahaan humas PDAM memberi informasi yang akurat dan benar
sehingga pelanggan percaya pada PDAM dan pengetahuan bertambah tentang PDAM.
3. Humas
PDAM selalu mendengarkan keluhan pelanggan dan humas memberi informasi kepada
pelanggan secara tatap muka walaupun ada juga melalui media.
4. Humas PDAM selalu mencari permasalahan dilapangan, kemudian
melayani pelanggan, serta memperhatikan keluhan pelanggan.
Kesimpulan secara keseluruhan bahwa humas berperan dalam membangun
citra PDAM Bengkulu.
Saran
Dari kesimpulan yang dijelaskan tadi mendapat beberapa poin
penting untuk dijadikan masukan atau saran sebagai berikut :
1.
Disarankan untuk membangun citra maka perlu adanyan humas dalam
menginformasikan perusahaan hal ini terlihat pada hasil penelitian peraan humas
dalam membangun citra PDAM Jayapura.
2. Disarankan dalam membangun citra perusahaan maka humas perlu
memperhatikan Informasi yang akurat dan benar, selalu mencari
Daftar Pustaka
Ruslan, Rosady, Manajemen
Public Relations & Media Komunikasi.Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.2006
Anggoro,
M.Linggar, Teori dan Profesi Kehumasan.Jakarta:
PT bumi aksara.2000
Bonar, S.K, Hubungan Masyarakat modern.Jakarta: PT
Rineka Cipta.1993