Selasa, 08 Desember 2015

CONTOH PERENCANAAN PROGRAM KERJA HUMAS (PUBLIC RELATIONS)




            Praktis humas senantiasa dihadapakan pada tantangan dan harus menangani berbagai macam fakta yang sebenarnya, terlepas dari apakah fakta itu hitam, putih, abu-abu. Perkembangan komunikasi tidak memungkinkan lagi bagi suatu organisasi untuk menutup-nutupi suaatu fakta. 
adapun alasan dilakukannya perencanaan humas sebagai berikut.
1.      Untuk menempatkan target-target operasi humas yang nantinya akan menjadi tolak ukur atas segenap hasil yang diperoleh.
2.      Untuk memperhitungkan jumlah jam kerja dan berbagai biaya yang diperlukan.
3.      Untuk memilih prioritas-prioritas yang paling pentin guna menentukan
- jumlah program
- waktu yang diperlukan guna melaksanakan segenap program humas yang telah diprioritaskan tersebut.
      4.   untuk menentukan kesiapan atau kelayakan pelaksanaan berbagai upaya dalam rangka   menapai tujuan-tujuan tertentu sesuai jumlah kualitasnya.  


PROSES PERENCANAAN PROGRAM KERJA
Pada dasarnya tujuan umum dari program kerja dan berbagai aktivitas Public Relations atau Humas dilapangan adalah cara menciptakan hubungan harmonis antara organisasi/prusahaan yang diwakilinya dengan publiknyaatau khalayak terkait.
Tujuan dari proses perencanaan program kerja untuk mengelolah berbagai aktivitas PR/Humas tersebut dapat diwujudkan jika terorganisir dengan baik melalui manajemen humas yang dikelolah secara profesional dan dapat dipertanggungjawabkan hasil sasarannya.
Scott M. Cultip & Allen H.Center ( Prentice-Hall, Inc.1982:139), menyatakan bahwa proses perencanaan program kerja humas melalui “proses empat tahapan atau langkah-langkah pokok” yang menjadi landasan acuan untuk pelaksanaan program kerja kehumasan adalah sebagai berikut.



1.  Penelitian dan mendengarkan ( Research-listening)
Pada tahap ini, akan ditetapkan suatu fakta dan informasi yang berkaitan langsung dengan kepentingan organisasi. Penemuan fakta dilakukan untuk mengetahui apakah opini, sikap dan reaksi (situasi dan pendapat) dalam masyarakat menunjang atau justru menghambat organisasi, instansi atau perusahaan yaitu  what’s our problem? ( apa yang akan menjadi problem kita) .

2.  Perencanaan dan Mengambil Keputusan (Planning Decision)
Perencanaan merupakan tahap yang cukup penting, karena menghubungkan kegiatan komunikasi dengan kepentingan organisasi/perusahaan. Dalam tahap ini yang merupakan kelanjutan dari tahap fact finding – atas dasar hasil penelitiannya, seorang petugas humas merencanakan bagaimana sebaiknya dengan memperhatikan faktor-faktor psikologis, sosiologis, keadaan sosial, ekonomi politik – pesan dari komunikator dirumuskan agar dapat mencapai tujuannya.

3.  Komunikasi – Pelaksanaan (Communication Action)
Tahapan komunikasi tidak terlepas dari perencanaan tentang bagaimana mengkomunikasikan dan apa yang dikomunikasikan sehingga menimbulkan kesan-kesan yang secara efektif mempengaruhi pihak-pihak yang dianggap penting dan berpotensi dalam upaya memberikan dukungan sepenuhnya. Bagaimana mengkomunikasikan sesuatu dan apa yang dikomunikasikan, sebenarnya tidak terlepas dari tujuan yang hendak dicapai melalui kegiatan kehumasan . Suatu program komunikasi menyangkut pilihan-pilihan terhadap saluran komunikasi yang akan digunakan dalam berkomunikasi dengan publik sasaran. Untuk itu, pilihan media atau saluran komunikasi tergantung pada publik sasaran. Pilihan media saluran dipengaruhi oleh antara lain faktor ketersedian media, biaya, ketrampilan komunikasi, publik sasaran dan tujuan komunikasi. Selain pilihan media/ saluran komunikasi, dalam program komunikasi, perlu juga ditentukan jenis pesan dan tema2 yang harus ditonjolkan. Selain itu menurut Ngurah (1999) , implementasi program kehumasan dilakukan tidak hanya dengan program komunikasi, tetapi juga program tindakan untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi organisasi . Kedua cara tersebut perlu dilakukan karena masalah hubungan perusahaan dengan publik tidak saja disebabkan kesalahan berkomunikasi tetapi juga faktor-faktor non komunikasi (kesalahan berperilaku, membuat kebijakan, dll.). Karena masalah kehumasan bisa disebabkan faktor komunikasi dan non komunikasi, maka Humas perlu mengusulkan program tindakan untuk menunjang penyelesaian masalah. Sebagai contoh untuk melakukan sebuah program kampanye kebersihan, program tindakan (menunjang) yang perlu dilakukan adalah antara lain penyediaan tong sampah ditempat umum dan pengangkutan sampah.

4.  Evaluasi (Evaluation).
Setelah komunikasi dilaksanakan, maka sesuatu organisasi tentu ingin mengetahui dampak atau pengaruhnya terhadap publik atau khalayak. Pada tahapan ini humas mengadakan penilaian terhadap hasil-hasil dari program-program kerja atau aktivitas humas lainnya yang telah dilaksanakan, serta keefektivitasan dari teknik-teknik manajemen, dan komunikasi yang telah dipergunakan.
How did we do? ( bagaimana yang telah kita lakukan )

            Tiap tahapan dari keempat tahapan yang disebutkan diatas saling berkaitan erat satu dengan yang lainnya. Artinya tahapan satu dengan yang lainnya saling berhubungan erat dan tidak dapat dipisah-pisahkan ( lihat lampiran ). Dalam proses 4 tahapan tersebut tergambar “plan your work, and work your plan,” rencana kerja anda , dan kerjakan lan rencana anda .
4 langkah proses public relations
 
images.jpg

Proses kerja PR merupakan satu kesatuan perencanaan yang secara sirkuler terus-menerus berlangsung. Melalui observasi yang pernah dilakukan, diketahui bahwa proses analisis-sintetis-komunikasi-interpretasi dari kerja PR, merupakan proses yang berkesinambungan dalam bentuk spiral dan sering kali tumpang-tindih antara satu dengan yang lainnya.
Kalau diuraikan dan digambarkan maka lingkaran dan langkah-langkah kegiatan humas adalah sebagai berikut:
1. Menganalisis perilaku umum dan hubungan organisasi terhadap lingkungan
2. Menentukan dan memahami secara benar perilaku tiap-tiap kelompok terhadap organisasi.
3. Menganalisis tingkat opini publik, baik yang intern maupun yang ekstern.
4. Mengantisipasi kecenderungan-kecenderungan, masalah-masalah yang potensial, kebutuhan-kebutuhan dan kesempatan-kesempatan.
5. Menentukan formulasi dan merumuskan kebijakan-kebijakan
6. Merencanakan alat atau cara yang sesuai untuk meningkatkan atau mengubah perilaku kelompok masyarakat sasaran
7. Menjalankan dan melaksanakan aktivitas-aktivitas sesuai dengan program yang telah direncanakan
Untitled.jpg8. Menerima umpan balik untuk dievaluasi, kemudian mengadakan penyesuaian-penyesuaian yang diperlukan.(Lihat Lampiran)












                                                                                                                                            
Studi kasus proses kerja humas di kantor PDAM kota Bengkulu.
Pendahuluan
PDAM atau Perusahaan Daerah Air Minum merupakan salah satu unit usaha milik daerah, yang yang bergerak dalam distribusi air bersih bagi masyarakat umum. PDAM terdapat di setiap provinsi, kabupaten, dan kotamadya di seluruh Indonesia. PDAM merupakan perusahaan daerah sebagai sarana penyedia air bersih yang diawasi dan dimonitor oleh aparat-aparat eksekutif maupun legislatif daerah.
Pada umumnya suatu perusahaan memiliki target atau tujuan untuk dicapai, salah satu tujuan tersebut adalah untuk mendapatkan laba yang tinggi dengan meminimalkan pengeluaran biaya-biaya yang terjadi dalam proses produksi.
Manajemen PDAM Tirta Dharma Kota tampaknya mulai menggodok angka kenaikan tarif yang kemungkinan akan diputus pekan depan, setelah kenaikan Tarif Dasar Listrik (TDL) diumumkan. Angka sementara yang mencuat perkiraan kenaikan tarif Rp 700 per kubik atau menjadi Rp 3.000 kubik, dari tarif sebelumnya yang mencapai Rp 2.300 per kubik. Penjelasan ini disampaikan Direktur Utama PDAM Tirta Dharma, H. Sjobirin Hasan, SE, MBA kemarin usai rapat di Pemkot.
Mengenai rencana kenaikan itu juga akan dikaji lebih lanjut beberapa minggu ke depan. Sebab saat ini angka pastinya belum tahu. Tergantung dampak penambahan biaya operasionsl pasca naiknya TDL.besaran tagihan listrik pascakenaikan belum mereka ketahui. Namun dua minggu ke depan sudah masuk tagihan dari PLN. Dari tagihan itulah akan dibahas berapa besar dampaknya. Sebab saat ini biaya operasional PDAM per mencapai bulan Rp 700-800 juta. Sedangkan pendapatan rata-rata Rp 2 miliar per bulan.
Sementara ini belum bisa dipastikan berapa besar kenaikannya. Kami juga akan kaji semaksimal mungkin. Walaupun TDL naik, belum dipastikan PDAM juga naik. Karena itu tergantung dampak yang ditimbulkan,’’ tambah Sjobirin usai rapat di ruangan Plt Sekda Kota.
Sjobirin menambahkan akan memaksimalkan proses pelayanan dan penertiban pencurian air PDAM. Tercatat sudah 30 pemasangan ilegal yang sudah diputus. Dia menunggu laporan masyarakat untuk sama-sama membantu memberikan informasi bila ada yang terindikasi ilegal. Dia akan memaksimalkan penagihan pada pelanggan yang nunggak, termasuk memperbaiki kebocoran pipa. Dia berharap kenaikan tarif ini nantinya dipahami semua pihak, lantaran merupakan dampak kenaikan TDL.
Sampai saat ini walaupun pendapatan baru Rp 2 M, setelah bayar gaji pegawai dan biaya operasional tetap untung. Kini PDAM tidak lagi merugi, walaupun PAD belum begitu besar. Diimbau masyarakat tidak panik dengan kenaikan tarif PDAM itu,’’ harap Sjobirin.
Sementara Ketua Badan Pengawas PDAM, Drs. H. Fachruddin Siregar, MM mengakui dampak kenaikan TDL perlu dikaji PDAM. Namun dia berharap kalaupun ada kenaikan tidak terlalu besar. Sehingga tidak akan memberatkan pelanggan. Tentunya kenaikan akan diimbangi dengan pelayanan mulai dari kualitas air dan distribusi air lancar. ‘’Kalau TDL berimbas ke PDAM, mau tidak mau harus dikaji kenaikannya. Terutama besarannya, untuk mengimbangi pengeluaran,’’

Fokus penelitian

            Dengan naiknya tarif dasar listrik, PDAM kota bengkulu mengisukan akan adanya kenaikan juga pada tarif air perkubukinya. Sementara ini belum bisa dipastikan berapa besar kenaikannya. Kami juga akan kaji semaksimal mungkin. Walaupun TDL naik, belum dipastikan PDAM juga naik. Karena itu tergantung dampak yang ditimbulkan. Sampai saat ini walaupun pendapatan baru Rp 2 M, setelah bayar gaji pegawai dan biaya operasional tetap untung. Kini PDAM tidak lagi merugi, walaupun PAD belum begitu besar. Diimbau masyarakat tidak panik dengan kenaikan tarif PDAM

Konsep humas

1.      Pengertian Humas
Aktivitas sehari-hari Hubungan Masyarkat atau Public relations adalah menyelenggarakan komunikasi timbal balik (two way communications) antara perusahaan atau suatu lembaga dengan pihak publik yang bertujuan untuk saling menciptakan pengertian dan dukungan untuk mencapai suatu tujuan tertentu baik itu dalam hal kebijakan, kegiatan produksi, barang atau pelayanan jasa dan lain sebagainya, demi kemajuan perusahaan atau citra positif bagi lembaga bersangkutan.
Humas adalah proses interaksi dimana humas menciptakan opini publik sebagai input yang menguntungkan kedua belah pihak, dan menanamkan pengertian, menumbuhkan motivasi dan partisipasi publik, bertujuan menanamkan keinginan baik, kepercayaan saling adanya pengertian, dan citra yang baik dari publiknya.
Secara etimologis public relations terdiri dari dua kata yaitu : public dan relations. Dalam bahasa Indonesia, kata Public berarti public atau masyarakat dan relations adalah hubungan-hubungan.
J. C. Seidel menyatakan humas adalah proses yang kontinue dari usaha-usaha manajeman untuk memperoleh goodwill dan pengertian dari para pelanggan, pegawainya dan publik umumnya ke dalam dengan mengadakan analisa dan perbaikan-perbaikan terhadap diri sendiri, ke luar dengan menyampaikan pernyataan-pernyataan. Selain itu humas juga berfungsi untuk menumbuhkan hubungan baik antara segenap komponen pada suatu perusahaan dalam rangka memberikan pengertian, menumbuhkan motivasi dan partisipasi. Semua ini bertujuan untuk menumbuhkan dan mengembangkan Good Will (kemauan baik) publiknya serta memperoleh opini publik yang menguntungkan (alat untuk menciptakan kerja sama berdasarkan hubungan baik dengan publik).
2.      Peranan  Humas
Peran humas secara umum adalah : sebagai communicator atau penghubung antara organisasi atau lembaga yang diwakili oleh publiknya. Membina Relationship, yaitu berupaya membina hubungan yang positif dan saling menguntungkan dengan pihak publiknya. Peranan Back Up Management, yakni sebagai pendukung dalam fungsi manajemen organisasi atau perusahaan. Membentuk corporate image, artinya Public Relations berperan untuk berupaya menciptakan citra bagi organisasi atau lembaganya.
3.      Strategi humas
Mengacu kepada pola strategi Public Relations (1990) tersebut di atas, maka menurut Ahmad S. Adnanputra, Presiden Institut Bisnis dan Manajemen Jayakarta, batasan pengertian tentang strategi Public Relations adalah :
“Alternatif optimal yang dipilih untuk ditempuh guna mencapai tujuan public relations dalam kerangka suatu rencana public relations (public relations plan).
Sebagaimana diketahui sebelumnya, public relations/Humas bertujuan untuk menegakkan dan mengembangkan suatu “citra yang menguntungkan” (favorable image) bagi organisasi/ perusahaan, atau produk barang dan jasa terhadap para stakehodersnya sasaran yang terkait yaitu publik internal dan publik eksternal. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka strategi kegiatan Humas/PR semestinya diarahkan pada upaya mengarap persepsi para stakeholder, akar sikap tindak dan persepsi mereka. Konsekuensinya, jika startegi penggarapan itu berhasil maka akan diperoleh sikap tindak dan persepsi yang menguntungkan dari stakeholder sebagai khalayak sasaran. Pada akhirnya akan tercipta suatu opini dan citra yang menguntungkan. (Ruslan, 2003)
Penggiatan tujuan dan target dari rangkaian perencanaan dalam metode Circle PR Programming & Communication yang akan dicapai tersebut bisa berupa “citra” atau “kepercayaan” dari publik sasaran atau masarakat umum. Tujuan dan sasaran pokok tersebut harus realistis, bukan khayalan serta dapat diukur, baik secara kualitas maupun kuantitas, bermanfaat bagi semua orang atau individu, menyebutkan jangka waktu pencapaian dan jangka waktu berlaku. Tujuan sasaran tersebut dapat mengikat, baik untuk kepentingan organisasi dan publik internal maupun publik eksternal dan sebagai feedback-nya adalah dapat menciptakan citra positif.


METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif, Penelitian deskriptif hanya memaparkan situasi. Yang mejadi variabel penelitian adalah variabel tunggal yaitu peranan humas dalam membangun citra PDAM Jayapura secara operasional didefenisikan sebagai keikutsertaan humas dalam memberi informasi yang positif kepada pelanggan PDAM Bengkulu, dengan indikator-indikator sebagai berikut :
- Informasi
- Pengetahuan
- Frekuensi
- Mencari Permasalahan
- Mendengarkan keluhan

            Untuk mendukung pengambilan data dalam penelitian ini digunakan teknik pengumpulan data dengan dua cara yaitu mengumpulkan data primer dan data sekunder.
Data Primer : pengumpulan data yang digunakan melalui Daftar Pertanyaan yang dibagikan pada responden dan wawancara.
Data sekunder : data yang diperoleh dari Kantor PDAM Jayapura. Untuk mendapatkan data seperti setiap program dan informasi secara intern, dan juga hal lain yang berkaitan dengan penelitian ini.
Data Kliping/artikel-artikel yang muncul di media massa laporan kemajuan perusahaan yang di anggap perlu.

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan pada maka dapat ditarik kesimpulan dan saran, sebagai berikut :

Kesimpulan
1. Pelanggan Pernah mendengarkan informasi PDAM dalam memperbaiki citra, informasi tersebut didengar pelanggan diatas tiga kali dalam sebulan.
2. Dalam memperbaiki citra perusahaan humas PDAM memberi informasi yang akurat dan benar sehingga pelanggan percaya pada PDAM dan pengetahuan bertambah tentang PDAM.
3. Humas PDAM selalu mendengarkan keluhan pelanggan dan humas memberi informasi kepada pelanggan secara tatap muka walaupun ada juga melalui media.
4. Humas PDAM selalu mencari permasalahan dilapangan, kemudian melayani pelanggan, serta memperhatikan keluhan pelanggan.
Kesimpulan secara keseluruhan bahwa humas berperan dalam membangun citra PDAM Bengkulu.

Saran
Dari kesimpulan yang dijelaskan tadi mendapat beberapa poin penting untuk dijadikan masukan atau saran sebagai berikut :
1. Disarankan untuk membangun citra maka perlu adanyan humas dalam menginformasikan perusahaan hal ini terlihat pada hasil penelitian peraan humas dalam membangun citra PDAM Jayapura.
2. Disarankan dalam membangun citra perusahaan maka humas perlu memperhatikan Informasi yang akurat dan benar, selalu mencari


Daftar Pustaka

Ruslan, Rosady, Manajemen Public Relations & Media Komunikasi.Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.2006
Anggoro, M.Linggar, Teori dan Profesi Kehumasan.Jakarta: PT bumi aksara.2000
Bonar, S.K, Hubungan Masyarakat modern.Jakarta: PT Rineka Cipta.1993